Masturbasi? Berbahayakah?

0 comments
MASTURBASI adalah rangsangan pada area genital diri sendiri untuk menggapai kepuasan seks, biasanya dengan tujuan orgasme. Tak disangkal, masturbasi menjadi pengalaman seks pertama kebanyakan pria dan wanita.

Masturbasi umumnya dilakukan dengan menyentuh, mendorong, atau memijat Mr P atau klitoris hingga orgasme tercapai. Sebagian wanita juga melakukan rangsangan Miss V atau menggunakan sex toys, seperti vibrator.

Apakah masturbasi itu normal?

Meskipun pernah dianggap sebagai penyimpangan dan masalah mental, masturbasi kini dianggap normal, aktivitas seks sehat yang menyenangkan, memuaskan, diterima, dan aman. Masturbasi adalah cara yang baik untuk Anda bisa merasakan kenikmatan seks.

Masturbasi dianggap sebuah masalah hanya jika hal ini menghalangi aktivitas seksual bersama pasangan, dilakukan di tempat umum, atau menyebabkan keadaan berbahaya pada pelakunya.

Masturbasi bisa jadi berbahaya jika dilakukan secara kompulsif/menganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari.

Apakah masturbasi berbahaya?

Umumnya, dunia medis mengganggap masturbasi adalah ekspresi alami dan tidak berbahaya terhadap seksualitas pria dan wanita. Masturbasi tidak menyebabkan luka fisik atau menyakiti tubuh, dan bagian dari perilaku seksual yang normal.

Sebagian ahli menegaskan, masturbasi bisa benar-benar meningkatkan kesehatan seks. Dengan mengeksplorasi tubuh lewat masturbasi, Anda bisa menentukan apa yang secara erotis bisa memuaskan Anda dan ini bisa Anda bagi ke pasangan.

Bahkan, sebagai pasangan memanfaatkan masturbasi bersama untuk menemukan teknik-teknik hubungan seks yang lebih memuaskan dan menambah intimasi.

Meski demikian, sebagian budaya dan keyakinan menentang pemanfaatan masturbasi, bahkan memberi label “penuh dosa”. Banyak pula pengakuan, masturbasi mengundang perasaan bersalah bagi pelakunya. Masa????

Turunnya Pasaran, Setelah Menikah?

0 comments
Maksudnya??? Ya, adanya batasan perilaku atau pergaulan setelah Nuptials Event (nikah) membuat sang Suami atau Istri kehilangan kesempatan yang pernah didapat ketika masih lajang. Pasaran di sini adalah turunnya rating untuk lebih bisa terlihat menarik lagi di mata lawan jenis selain istri/suami.
Rasa tanggung jawab sebagai pasutri juga alasan utama seorang tidak dapat berbuat banyak saat godaan tepat di depan mata (ini pun bagi yang bertanggungjawab). Apalagi bagi pekerja kantoran yang kerap sekali melakukan praktek selingkuh dengan rekan kerja. Bukannya menuduh, tapi sudah banyak kasus yang terjadi antara bos dan sekretaris, sekretaris dengan karyawan, bahkan karyawan dengan OB.
Pada dasarnya, inti dari semuanya bukanlah masalah keinginan untuk melakukan hubungan intim (tuntutan biologis) semata. Lebih dari itu, trend ataupun eksistensi diri turut melengkapi alasan untuk melakukan selingkuh. Itulah yang menjadi patokan pasaran (eksis) seseorang dalam interaksi sosial di manapun adanya.

Sobat yang bijak,
Sungguh hanya kebodohan yang bisa dijadikan alasan dan bukan menjadi ukuran tingginya Kepercayaan diri jika praktek ini terjadi. Karena, masih banyak kegiatan atau kerjaan lain yang dapat mendongkrak pasaran di tempat kerja. Salah satunya mungkin, dengan memotivasi diri untuk terus berkarya dan membangun potensi diri untuk mencapai misi dan visi hidup yang hakiki. Dan, pada akhirnya semua kegigihan itu mendatangkan manfaat bagi diri sendiri, keluarga dan orang di sekitar kita. Bukankah pasaran (eksistensi) diri akan meningkat dengan sendirinya? Tidakkah kepuasan batin akan amat terasa? Kuncinya, hormati diri sendiri sebelum kita menghormati orang lain. Mudah-mudahan feedback positif segera terlihat pada hari-hari mendatang. Dan, betapa mudahnya berbicara tanpa bukti nyata bahwa kita telah merealisasikannya. Hahaha...

Kritik dan saran yang membantu selalu penulis nantikan.

Lebih banyak Janda, daripada Duda

0 comments
Ini cuma pendapat pribadi. Survey yang saya lakukan terhadap orang-orang yang saya kenal dan berada di sekeliling saya. Bahwa, banyaknya anak-anak yang menjadi Yatim (kehilangan Ayah) selaras dengan lebih banyaknya Janda ketimbang Duda.
Dimana, para ayah (lelaki) lebih cepat berakhir hidupnya dibandingkan para ibu (perempuan). Mengapa? Usia harapan hidup pria memang lebih pendek, karena sejak lahir pria memang lebih rentan dan "fragile" dibanding wanita. Ia juga menganggap penyakit pria kurang mendapat perhatian serius, baik dari individunya maupun lingkungannya.
Secara kultural, menurut beberapa ahli, wanita juga lebih sering meminta bantuan. Sedangkan pria, sejak lahir sudah dituntut untuk bersikap kuat, tegar, dan tidak boleh cengeng. "Pria baru mencari pengobatan bila diminta pasangannya atau setelah kondisi penyakitnya bertambah buruk,".
Seandainya Sobat belum sadar akan fakta ini, maka sekarang Sobat tahu: wanita pada umumnya berumur lebih panjang. Data statistik PBB pada tahun 2006 menunjukkan bahwa angka harapan hidup rata-rata wanita di seluruh dunia lebih tinggi 4,5 tahun daripada angka harapan hidup rata-rata pria (69,5 tahun versus 65 tahun). Di Indonesia sendiri angkanya tidak jauh berbeda. Sekarang pertanyaannya: Mengapa pria yang fisiknya secara kasatmata lebih kuat ternyata malah mati lebih cepat?
Memang hidup mati seseorang sudah ada yang menentukan. Tetapi, fakta di atas bisa menjadi bahan pertimbangan kita semua untuk lebih bisa menghargai hidup. Menjaga kesehatan untuk para pria mesti lebih diperhatikan, terutama jika sering mengalami stres. Karena, memiliki tingkat stres yang tinggi sama dengan telah memesan tiket kematian lebih awal.
Faktor biologis lain yang mempengaruhi adalah hormon: Hormon estrogen yang dimiliki perempuan menjadi salah satu pelindung alami dari perkembangan penyakit jantung, dan perubahan kondisi tubuh perempuan sepanjang hidupnya (menstruasi, kehamilan, beranak, menopause) membuat tubuh mereka secara internal lebih ‘tahan banting’. Sebaliknya, hormon testosteron yang dimiliki pria malahan mendorongnya untuk melakukan berbagai aktivitas yang membuat jantung makin jedag-jedug, misalnya saja merokok, menyetir ugal-ugalan, berkelahi, atau aktif berburu pasangan.
Lho, mencari pasangan? Ya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kompetisi memperebutkan betina bisa menguras energi para pejantan, dan akhirnya memperpendek umur mereka. Contohnya bisa kita lihat di dunia binatang, seperti domba jantan yang saling adu kepala untuk memperebutkan betina. Tapi itu kan binatang? Di dunia manusia juga terjadi hal yang serupa, meski lebih halus dan kompleks. Ambisi untuk menggapai karir dan status sosial yang tinggi –yang tentu saja menjadi ‘nilai jual’ di mata pasangan dan calon mertua– bisa dijadikan contoh. Menariknya, di dunia binatang sendiri ditemukan kalau umur pejantannya semakin pendek.

Semoga mencerahkan.

Cara Membuat dan Memasang FeedBurner di Blog

0 comments
Sobat-sobit pastinya tau kan kegunaan dari Feedburner itu untuk apa, nah salah satu kegunaan dari Feedburner adalah untuk memonitor sebanyak apa yang berlangganan artikel kita. Nah bagi Sobat-sobit sekalian yang belum paham tentang cara daftar Feedburner dan cara membuat Feedburner, tenang saja, mari kita simak bersama tips dari om kempul.
  • Pertama, sobat sekalian silakan kunjungi terlebih dahulu http://www.feedburner.com
  • Klik tulisan Register pada halaman bagian atas
  • Isi seluruh form yang telah di sediakan seperti Username, password , Email address, Secret Question, Secret Answer, Klik tombol Sigin
  • Jika berhasil, maka sobat sekalian akan menerima ucapan selamat datang (welcome) dari feedburner
  • Isi kotak di bawah tulisan Burn a feed right this instant dengan alamat blog sobat
  • Beri tanda pada radio buuton(titik) yang tersedia, terserah Sobat mau pilih yang mana, kemudian klik tombol Next
  • Sekarang teman-teman ubah Feed Title dengan Feed Address (tidak wajib), kemudian klik tombol Active Feed
  • Sobat akan menerima ucapan Conrats, klik tombol Next saja.
  • Beri tanda cek list (centang) pada Clickthroughs dan I want more ! have FeedBurner stats PRO also track, lalu klik tombol Next
  • Klik pada tab Optimize
  • Banyak setting-an yang bisa Sobat lakukan, tetapi saya sarankan pada bagian yang terpenting, yaitu klik pada SmartFeed lalu klik tombol Active
  • Klik pada tab Publicize, lalu klik FeedCount
  • Pilih bentuk style feedcount sesuai selera Sobat, lalu beri tanda pada radio button (titik) di sampingnya, kemudian klik tombol Active
  • Setelah itu Sobat akan mendapat kode HTML, copy dan paste di blog Sobat
  • Klik Chicklet Chooser untuk memilih berbagai banner yang disediakan dengan cara beri tanda pada radio button (titik) di samping banner, kemudian copy kode HTML nya di paling bawah, kemudian paste di blog Sobat
  • Klik Pingshot, lalu Klik tombol Active
  • Klik Headline Animator, kemudian klik menu dropdown di bawah tulisan Theme, pilih yang sesuai selera Sobat, lalu klik tombol Active
  • Klik menu dropdown di samping tulisan Add to, pilih Blogger blog, klik tombol Next
  • Setelah itu muncul window baru, klik tombol Add to Blogger, jangan lupa Sigin dulu di blogger
  • Pilih blog yang mau di pasang banner animasi nya, lalu klik tombol Menambah Widget maka secara otomatis banner animasi akan di tambahkan di blog teman-teman
  • Nah jadilah Feedburner yang Sobat inginkan, Selanjutnya silakan tulis artikel-artikel yang bermutu di blog Sobat-sobit semua, agar pelanggan tidak kecewa.
Selamat Mencoba.

sumber: blog-tutorial4u.blogspot.com

Pesta Gagasan Setiap Hari

0 comments
ROBERT T. Kiyosaki mungkin layak dikecam bagi sebagian orang yang masih mempercayai institusi pendidikan formal. Betapa tidak, ia dengan sangat terbuka menyatakan bahwa pendidikan formal selamanya tidak akan pernah menciptakan seorang kaya! Lebih lanjut , ia secara terang-terangan menyarankan agar kita tidak membiarkan anak-anak kita tersentuh dan terlibat lebih jauh dengan sistem pendidikan konvensional yang cenderung konservatif.
Milyader keturunan Jepang ini memang punya sejumlah pengalaman unik, yang melandasinya untuk menarik kesimpulan semacam itu. Dalam salah satu bukunya , Rich Dad, Poor Dad, ia mencoba membandingkan dua orang yang ia anggap ayahnya. Ayah yang pertama (ayah kandungnya -pen) merupakan orang yang berlatar pendidikan tinggi. Namun, ternyata bekal keilmuannya yang sangat mumpuni itu tak mampu menyelamatkannya dari jeratan hutang, karena kebutaannya dalam masalah finansial. Kondisi bertolak-belakang dengan ayahnya yang kedua (ayah dari sahabatnya, yang dianggapnya seperti ayah kandungnya sendiri -pen). Meski hanya mengenyam pendidikan menengah, namun dengan kemampuannya, yang disebut oleh Robert sebagai melek finansial ini, menjadikannya kaya. Ia memutar dan mengelola uang secara piawai.
Robert mungkin terkesan terlalu menyedehanakan masalah, saat ia mencoba mengkorelasikan latar pendidikan formal dengan pemberdayaan finansial seseorang. Namun, bisa jadi hal ini menjadi poin penting yang ingin diungkapkannya, dan ternyata tidak sesederhana yang kita pikirkan.
Ini tak lain adalah soal ide dan kreatifitas, yang sering kali tidak mendapat ruang yang cukup luas pengembangannya di institusi pendidikan formal. Saya, dan mungkin juga Sobat, kerap merasakan bahwa institusi pendidikan formal lebih mirip penjara, bahkan lebih menakutkan lagi.
Sebuah anekdot mengatakan, di penjara kondisinya lebih baik, karena disana Sobat tidak diwajibkan untuk membaca dan membeli buku-buku yang dikarang atau dimiliki para sipir. Sedangkan di kampus yang terjadi sebaliknya. Para dosen, dengan kuasa otoritatifnya, seringkali memaksa para mahasiswa untuk membeli dan membaca buku-buku karangannya.

"Semangat tinggi akan selalu mendapat perlawanan keras dari pemikiran biasa-biasa saja."


Kita pun merasakan bahwa sebagian besar waktu yang dihabiskan di institusi pendidikan formal (sekolah, kampus, dsb) lebih banyak dialokasikan untuk merangsang otak kiri, bagian otak yang kita pergunakan untuk berhitung, menganalisis dan fungsi berpikir rutin lainnya, hingga bagian ini jauh lebih berkembang dibandingkan otak kanan kita yang lebih banyak berfungsi sebagai pabrik kreatifitas, menjadi tumpul.
Setiap hari, melulu otak kita disuguhi teori yang telah siap saji, mapan, juga pemikiran-pemikiran para pakar yang sesungguhnya telah usang, seperti teori evolusi Darwin yang telah kehilangan daya dukung ilmiahnya, dan masih banyak lagi. Kampus ataupun sekolah bisa jadi merupakan tempat yang paling dihindari oleh para pemikir kreatif, seperti Thomas A. Edison.
Selayaknya, kampus dan sekolah menjadi ajang pesta gagasan baru setiap hari. Tak perlu menyita waktu banyak, cukup 15 menit saja para mahasiswa atau murid dipersilahkan untuk melakukan presentasi dan analisis kritisnya mengenai teori-teori dari para pakar, atau bahkan biarkan mereka mensintesis teorinya sendiri.
Gagasan yang keluar dari mereka barangkali terkesan janggal, aneh, bahkan mungkin tak masuk akal. Biarkan saja. Tidak menutup kemungkinan, suatu saat pemikiran-pemikiran semacam itulah yang akan mempengaruhi perkembangan peradaban kita.
Bukankan ide untuk menggunakan nuklir untuk terapi kesehatan terdengar aneh? Atau gagasan membangun jalan layang dengan pondasi menyerupai cakar ayam di daerah berpasir tidak tergolong biasa? Bahkan, ide untuk memproses ketela menjadi bahan bakar adalah sebuah refleksi yang memberikan fakta-fakta pada kita bahwa kreatifitas yang mendapat ruang dan kesempatan yang cukup luas untuk mewujudkan eksistensinya, adalah keniscayaan dalam belajar.
Seperti kata Albert Einstein, "Semangat tinggi akan selalu mendapat perlawanan keras dari pemikiran biasa-biasa saja."

Copyright © Beranda Kita - Blogger Theme by BloggerThemes