Esensi Emansipasi Wanita

Mau tidak mau, suka tidak suka, terima atau sebaliknya luasnya ruang gerak kaum hawa di berbagai bidang ataupun peran yang biasa dilakukan pria kini merebak. Pro-Kontra yang membayangi jalannya pergerakan ini seolah kehabisan tenaga. Zaman baru, zaman emansipasi. Setuju???

Emansipasi itu sendiri berasal dari bahasa latin "emancipatio" yang artinya pembebasan dari tangan kekuasaan. Di zaman Romawi dulu, membebaskan seorang anak yang belum dewasa dari kekuasaan orang tua, sama halnya dengan mengangkat hak dan derajatnya. Adapun makna emansipasi wanita adalah perjuangan sejak abad ke-14 M dalam rangka memperoleh persamaan hak dan kebebasan seperti hak kaum laki-laki. Jadi para penyeru emansipasi wanita menginginkan agar para wanita disejajarkan dengan kaum pria di segala bidang kehidupan, baik dalam pendidikan, pekerjaan, perekonomian maupun dalam pemerintahan.

Contoh kasus misalnya, Sobat dilahirkan dari ibu pekerja yang sibuk mengurusi kemantapan karier dari bidang yang diakui adalah keahliannya. Dari kecil sobat telah terbiasa melakukan sesuatu/ bermain di lingkungan sobat tanpa cukup perhatian orang tua, karena ayah-ibu sibuk bekerja. Hingga sobat dewasa menjadi seseorang yang dibanggakan lingkungan, pantaskah sang ibu yang dulunya sibuk dengan pekerjaannya ikut berbangga? Apakah semuanya karena uang? atau, jika sobat sudah berkeluarga dan istri sobat setali tiga uang dengan predikat ibu sobat dahulu (pekerja), relakah kejadian lalu terulang kembali (regenerasi)?. Jawabnya ada pada masing-masing pandangan sobat sekalian.

Saya tidak benar-benar menghujat peran wanita yang ingin setara dengan laki-laki, tapi saya hanya meragukan kesanggupan wanita memikul tanggung jawab yang berat karena harus membagi waktu untuk keluarga dan pekerjaannya. Belum lagi, persoalan fisik wanita relatif lebih lemah dari pria, wanita akan disibukkan masalah keluarga, kehamilan, kelahiran, derita bulanan (haid), dll.

Hasil positif dari emansipasi tidak sebanding dengan dampak negatif yang akan timbul, seperti:

  1. Timbulnya pengangguran bagi kaum pria, sebab lapangan pekerjaan telah dibanjiri oleh kebanyakan kaum wanita.

  2. Pecahnya keharmonisan rumah tangga, sebab sang ibu lalai dengan tugas-tugas utamanya dalam rumah, seperti, memasak, mencuci, membersihkan rumah, melayani suami dan anggota keluarga. Akibatnya, rumah tanggapun berantakan tak terurus.

  3. Keadaan perkembangan anak menjadi kurang terkontrol, lantaran ayah dan ibu sibuk bekerja di luar rumah. Dari celah inilah, akhirnya muncul dengan subur kenakalan anak-anak dan remaja-remaji.

  4. Terjadinya percekcokkan dan perseteruan antara suami-istri. dikarenakan ketika suami menuntut pelayanan dari sang istri dengan sebaik-baiknya, si istri merasa capek dan lelah, lantaran seharian bekerja di luar rumah.

  5. Terjadinya perselingkuhan. Karena ditempat kerja tersebut, tidak ada lagi larangan bercampur antar lain jenis, dandanan yang menggoda lawan jenisnya dan selainnya dari malapetaka yang hanya Tuhan-lah yang Maha mengetahuinya.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Ane setubuh bang.... eh... setuju... mendukung emansipasi wanita secara utuh jelas melawan kodrat..... tapi melarangpun bisa dikategorikan dzalim.... mending dibuat peraturan yg jelas sejauh mana si wanita melakukan emansipasi agar tidak terjadi keangkaramurkaan di negara ini...... huehehehehehehehe......

Elanoor mengatakan...

Kopral: bTw, msh Kopral aje dr dulu?!?
Trims, atas agreement-nya, but nyang penting mah jgn t'lalu melenceng dari Ajaran yg dipegang (...?...)

Posting Komentar

Jadilah orang bijak, untuk tidak spamming dalam komentar.

Copyright © Beranda Kita - Blogger Theme by BloggerThemes