Jadi Pemain semua, Siapa Penontonnya?

Jika kita menonton televisi sepertinya artis baru semua yang kita lihat. Jika kita bengong di pinggir jalan sepertinya banyak pembalap sepeda motor yang sliweran. Tapi pemirsa belum juga tersadarkan, bahwa Indonesian selalu termotivasi untuk bekerja di depan layar. Seakan popularitas adalah prioritas utama yang mesti diupayakan bagaimanapun keadaannya.

Yang cantik, bangga dengan kemolekannya. Yang jelek (maaf), makin bangga ditertawakan. Yang miskin, makin gencar promonya agar SKM (Surat Keterangan Miskin) dari Kelurahan setempat cair. Yang salih, menjual kesalihannya. Dan masih banyak predikat lainnya yang dipertontonkan di televisi. Ironis memang, bangsa besar ini susah tenang, tidak bisa kalem. Banyak berkoar, minus skil.

Kalau dikomentari hal-hal tabu terhadap para artis, tanggapan yang paling menjengkelkan adalah "Mau gaya apa juga, artis tentu pantas saja". Pada akhirnya, semua berbondong-bondong jadi idola. Yang cilik lah, yang remaja lah, bahkan ibu-ibu juga ikut-ikutan numpang beken tidak mau ketinggalan.

Kalau lebih ditelisik lebih jauh, betapa mereka (entertainer) capek bukan kepalang berimprovisasi demi mendapatkan perhatian beberapa pasang mata pemirsa. Dan kalau mau dicermati lebih dalam ini adalah persoalan cerita (debut). Rating yang diperoleh masa muda bisa dijadikan materi historis pada anak-cucu, tetangga, saudara, dll.

Bukannya sirik sobat... tapi, sudah terlihat banyak kejanggalan prilaku yang ditebar para artis. Yang mengerikan, mereka tidak benar-benar tahu esensi dari keartisannya.

Masih berminat jadi artis???

semoga mencerahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadilah orang bijak, untuk tidak spamming dalam komentar.

Copyright © Beranda Kita - Blogger Theme by BloggerThemes