Alter Ego, Suara Hati Kecil


Saat sebuah karya tercipta, entah berasal dari bagian positif or sebaliknya dalam diri, sama-sama berpotensi memberikan kontribusi yang inspiratif. Dalam hal ini 'tulisan' (karya sastra) sebagai cermin diri, tak luput dari faktor kognitif dan afektif, salah satunya berakar dari kenaifan diri terhadap perilaku-perilaku yang menyapa kita setiap harinya. Keyakinan akan Alter Ego adalah salah satu alternatif yang menjadikan diri lebih "terlihat" bijak dalam menanggapi sesuatu.

Bayang-bayang diri tidak selalu memberikan apa yang kita kehendaki (solusi). Ia bersifat samar, kadang menggaung dan tidak dapat diprediksikan hasil dari mengikuti bisikan-bisikan alam bawah sadar kita itu. Logis tidaknya suara hati dalam memberikan input, otak sebagai pelaku dalam proses filterisasi mesti dikut-perankan dalam menentukan output (pilihan/keputusan). Agar apa yang diharapkan dari output tersebut sesuai dengan yang diharapkan (relatif), karena belum tentu yang kita harapkan menjadi harapan orang lain (bersama).

Sobat yang bijak,

Percaya atau tidak, mendengarkan suara hati (main hati atau apalah sebutan yang pantas) berlebihan bagi sebagian orang dapat mematikan sementara kerja otak kiri dalam mengambil keputusan. Alter ego disini, lebih saya kaitkan sebagai motivator kita demi mendukung kinerja kita dalam mulai melakukan hingga mengambil langkah akhir dari berbagai hal.

Bagaiman dengan pendapat Sobat?, semuanya bergantung pada persepsi sobat-sobat sekalian. Kritik bermanfaat selalu saya nantikan.... trims.





1 komentar:

tibel mengatakan...

Alter ego, lebih kepada sifat kedua kita (jika diasumsikan positif sifat pertama) yang memberikan peran jika dibutuhkan. Sifat disini variabel yang dapat disesuaikan dengan kondisi. jadi Alter ego tidak bisa dikaitkan sebagai penentu, melihat kontradiksi yang ditimbulkan.

Posting Komentar

Jadilah orang bijak, untuk tidak spamming dalam komentar.

Copyright © Beranda Kita - Blogger Theme by BloggerThemes